FORGAKI: Koperasi Bukan Alat Elite!
2 min read
Pakusarakan.com, Bandung — Ketua Forum Pergerakan Koperasi Indonesia (FORGAKI) Jawa Barat, Yakimsa Ahmad, menyerukan pentingnya koperasi Indonesia kembali kepada jati dirinya sebagaimana diajarkan oleh Bung Hatta melalui Trilogi Koperasi: Dari Rakyat, Oleh Rakyat, dan Untuk Keadilan Sosial.
Dalam pernyataan resminya yang diterima redaksi Pakusarakan.com, Sabtu (05/07), Yakimsa—yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif DPP IKA IKOPIN University dan Pengawas Koperasi Keluarga Besar IKOPIN University (IU Coop)—menegaskan bahwa Trilogi Koperasi bukan sekadar slogan, melainkan fondasi nilai perjuangan koperasi sebagai alat pembebasan ekonomi rakyat.
“Trilogi ini mengingatkan kita bahwa koperasi bukan alat elite, bukan kendaraan proyek, tetapi sarana rakyat untuk membangun keadilan sosial secara kolektif,” tegas Yakimsa.
Yakimsa juga menekankan perlunya reorientasi pendidikan koperasi di lingkungan perguruan tinggi.
Menurutnya, koperasi tidak hanya membutuhkan manajer atau akuntan, tetapi juga kader ideologis yang memahami nilai dan tujuan koperasi sebagai gerakan rakyat.
“Sarjana koperasi harus menjadi kader ideologis gerakan rakyat, bukan sekadar pengelola unit usaha,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa DPP IKA IKOPIN University telah berkomitmen membangun kembali sistem pendidikan koperasi yang tidak terjebak dalam teknokrasi, melainkan berakar kuat pada visi kerakyatan.
Sebagai Pengawas Koperasi Keluarga Besar IKOPIN University (KKB-IU Coop), Yakimsa mendorong koperasi kampus menjadi model koperasi modern yang berbasis nilai, khususnya nilai-nilai Trisakti warisan Bung Karno: berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan; serta Trilogi Koperasi warisan Bung Hatta.
“KKB-IU Coop harus membuktikan bahwa koperasi di lingkungan kampus mahasiswa atau anak muda dapat menjadi simbol perubahan ekonomi rakyat yang bersih, demokratis, dan berbasis nilai,” tambahnya.
Dalam konteks gerakan, Yakimsa menegaskan bahwa FORGAKI Jawa Barat tidak sekadar hadir sebagai forum wacana, tetapi sebagai kekuatan sosial yang aktif mengorganisasi rakyat melalui pendidikan, kampanye nilai, dan advokasi kebijakan publik.
“Kami siap menggerakkan pendidikan rakyat, kampanye nilai, dan advokasi kebijakan untuk mengembalikan koperasi ke tangan rakyat,” pungkasnya. (Ipur)