23/06/2025

Balai Pelestarian Kebudayaan Siap Bekerja Sama dengan AMS dalam Melestarikan Pencak Silat sebagai Budaya Nasional

2 min read

Pakusarakan.com– Provinsi Jawa Barat menempati urutan ke 25 dari 34 provinsi di Indonesia dalam hal pemajuan kebudayaan. Hal itu terungkap dalam data Indeks Pemajuan Kebudayaan tahun 2024 yang dirilis Kementerian Pendidikan Dasar.

Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) sendiri merupakan salah satu instrumen yang disusun untuk memberikan gambaran kemajuan pembangunan kebudayaan yang dapat digunakan sebagai basis formulasi kebijakan bidang kebudayaan, serta menjadi acuan dalam koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan pemajuan kebudayaan. Penyusunan indeks tersebut melibatkan berbagai pemangku kebijakan dan data yang berkaitan dengan pembangunan kebudayaan nasional.

Ditemui usai gelaran Penca on The Street yang dilaksanakan AMS pada Minggu, 11/05/25, di Sekretariat AMS, Jl. Braga, Kota Bandung, Agus Mulyana, Pamong Budaya pada Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX  Kementerian Kebudayaan, menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan kegiatan ini dan menyatakan kesiapan BPK bekerja sama dengan AMS dalam pelestarian dan pemajuan kebudayaan di Jawa Barat sehingga dapat meningkatkan nilai IPK Jawa Barat di tahun-tahun mendatang.

AMS: Kita Upayakan Agar Silat Tampil di Seluruh Mal di Jabar!

“Pencak silat ini kan, kalau di Kementerian Kebudayaan, dilihatnya sebagai ilmu pengetahuan atau objek pemajuan kebudayaan. Di dalam pencak silat itu terdapat aspek mental-spiritual. Nah, itu merupakan nilai tradisi. Juga, ada seni, ada permainan tradisional,” ujarnya.

Agus berharap AMS melanjutkan kegiatan Penca on The Street dan bekerja sama dengan pihak pemerintah dan stakeholder lainnya.

PPSI: Budaya adalah Benteng Terakhir Bangsa

“Kegiatan-kegiatan ini kontennya tidak sekedar pencak silat. Bisa juga yang berkaitan dengan pencak silat, misalnya, kuliner atau penjual cindera mata.”

Pada gelaran perdana Penca on The Street, Agus sempat memamerkan jurus monyetan yang menunjukkan kompetensi beliau tidak saja secara profesional sebagai seorang pamong budaya namun juga sebagai penjaga tradisi budaya pencak silat. (Ipur)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *