AMS dan Jiwa Integritas
2 min read
Pernyataan Penafian:
Seluruh isi, pendapat, dan pandangan yang tertuang dalam tulisan ini merupakan tanggung jawab dan pemikiran pribadi penulis. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mewakili atau mencerminkan sikap, pendirian, maupun kebijakan resmi dari redaksi Pakusarakan.com atau organisasi AMS.
Oleh: Anto Sumardianto *)
Paku…!!
Tahun ini, 2025, Angkatan Muda Siliwangi (AMS) genap berusia 59 tahun—usia yang mencerminkan kematangan, kemandirian, dan kemapanan sebuah organisasi. Dalam rentang waktu tersebut, AMS telah melalui berbagai dinamika perkembangan yang terjadi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka, jika saat ini AMS menyebut dirinya sebagai organisasi modern, hal itu adalah wajar. Modernitas yang dimaksud bukan semata-mata ditentukan oleh teknologi yang digunakan, melainkan oleh sikap, perilaku, dan langkah-langkah organisasi AMS yang telah jauh meninggalkan pola-pola umum organisasi lainnya.
Saat ini, AMS terus berpikir dan berupaya agar dapat memberikan manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat, baik dalam bidang kesehatan, ekonomi, seni budaya, kepemimpinan, politik, maupun bidang lainnya.
AMS harus menjadi organisasi yang memiliki prinsip modern, yakni:
“Batur ngomong urang geus prak, batur karak hayang urang geus leumpang, batur ngamimitian urang geus ngarengsekeun.”
(“Yang lain baru berbicara, kita sudah bekerja; yang lain baru berencana, kita sudah melangkah; yang lain baru memulai, kita sudah menyelesaikan.”)
Inilah nilai yang diwariskan oleh para pendiri kita kepada para kader saat ini. Nilai tersebut sejalan dengan semangat berdirinya AMS yang dijiwai oleh ruh Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 1945.
Sejak awal berdirinya hingga hari ini, hal utama yang harus dimiliki oleh setiap kader AMS adalah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Tanpa landasan tersebut, niscaya kader AMS akan mudah terjerumus pada hal-hal yang tidak baik. Selanjutnya, seluruh kader AMS harus memahami dan menghayati Catur Watak AMS yang telah dirumuskan oleh para pendiri kita, yaitu:
- Kukuh kana jangji – Kader AMS harus teguh memegang janji, amanah, dan konsisten demi kepentingan rakyat dan tanah air.
- Lébér wawanén – Kader AMS harus memiliki wawasan yang luas dan keberanian mengambil risiko demi kepentingan rakyat dan tanah air.
- Medangkeun kamulyaan – Kader AMS harus mampu menghadirkan kemuliaan melalui tindakan positif yang membanggakan masyarakat dan negara.
- Silih wawangi – Kader AMS harus saling mengharumkan nama, menjaga martabat organisasi, bangsa, dan sesama.
Apabila para kader AMS mampu menghayati dan mengamalkan Catur Watak AMS dengan sungguh-sungguh, maka dari situ saja akan terbentuk jiwa yang berintegritas tinggi sebagai warga negara Indonesia. Belum lagi jika para kader juga mengamalkan falsafah jati diri AMS, Trisula, Wangsit Siliwangi, dan nilai-nilai luhur lainnya. Jika semua itu benar-benar dihayati dan diamalkan, niscaya cita-cita menjadikan AMS sebagai organisasi modern akan cepat terwujud—bukan hanya menjadi slogan atau harapan kosong, melainkan terbukti dalam sikap, perilaku, dan aksi nyata para kadernya.
Cag, sakieu heula.
Catatan:
Tulisan ini adalah pendapat dan pengamatan pribadi penulis, serta belum pernah didiskusikan secara formal.
*) Penulis adalah Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Pengurus Pusat AMS