Kacamata Cerdas Mengancam Privasi?
2 min readPakusarakan.com- Anda tengah menikmati waktu luang di sebuah mal ketika seseorang mendekati dan menyapa layaknya teman lama. Anda tidak mengenali orang tersebut dan mencoba mengingat-ingat. Ia lantas menyebutkan nama dan tempat Anda bekerja, atau almamater, atau nama sekolah anak Anda.
Peristiwa yang mungkin Anda anggap hal yang lumrah terjadi, bukan? Bagaimana jika ternyata orang yang baru Anda temui itu ternyata memiliki niat jahat?
Tahukah bahwa, tanpa Anda sadari, Anda “dengan sukarela” telah memudahkan ia melancarkan aksinya hanya dengan aktif bermedsos?
Lazimnya setiap perkembangan teknologi, kemajuan kecerdasan buatan atau AI (artificial intelligence) menghadirkan kemungkinan hidup yang lebih baik atau ancaman bagi kehidupan itu sendiri.
Hal itu lah yang ingin dibuktikan dua orang mahasiswa Harvard, AnhPhu Nguyen dan Caine Ardayfio, dengan memanfaatkan kecanggihan kacamata cerdas buatan Meta (perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp) bekerja sama dengan produsen kacamata Ray-Ban.
Dalam sebuah cuitan di platform X (Twitter), AnhPhu Nguyen membagikan sebuah video yang memperlihatkan bagaimana kacamata cerdas yang ia kenakan yang dilengkapi kamera dan koneksi internet dapat dengan cepat dan mudah menemukan data dan informasi seseorang.
Dalam eksperimennya, kedua mahasiswa tersebut menggunakan kacamata pintar Meta Ray-Ban, yang hampir tidak dapat dibedakan dari kacamata biasa. Bedanya, kacamata ini dapat menyiarkan video (streaming) langsung ke Instagram.
Sebuah program yang dikembangkan Nguyen dan Ardayfio memantau streaming tersebut, sementara AI memindai wajah yang tertangkap kamera. Selanjutnya, foto diproses menggunakan model pengenalan wajah (face recognition), yang dapat mencocokkan wajah dengan image yang dapat diakses umum di internet dan mengirimkan URL-nya.
Mereka juga menggunakan data yang tersedia untuk umum dari artikel dan database untuk mempelajari lebih lanjut tentang orang yang telah diambil fotonya tersebut. Data tersebut termasuk alamat rumah, nomor telepon, usia, dan kerabat serta keluarga dari catatan publik dan profil media sosial.
Semua informasi ini, selanjutnya, diumpankan kembali ke aplikasi di ponsel mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan informasi tentang teman sekelas dan orang tak dikenal yang mereka temui di jalanan secara real-time (seketika).
Disebutkan pula bahwa proyek yang mereka namakan I-XRAY ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bahwa memperoleh alamat rumah dan detail informasi pribadi seseorang secara acak saat ini sangat mungkin dilakukan hanya berbekal gambar wajah (foto).
“Yang membuat I-XRAY unik adalah operasinya sepenuhnya berjalan secara otomatis, berkat kemajuan terbaru dalam LLM besar. Sistem ini memanfaatkan kemampuan LLM untuk memahami, memproses, dan mengumpulkan sejumlah besar informasi dari berbagai sumber. Sinergi antara LLM dan pencarian wajah berbasis foto (reverse face search) memungkinkan ekstraksi data secara otomatis dan komprehensif, yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan hanya dengan metode tradisional,” kata mereka.
Large Language Model (LLM) sendiri adalah sebuah sistem kecerdasan buatan (AI) yang mampu memahami dan menghasilkan bahasa manusia dengan cara memproses data teks dalam jumlah yang sangat besar.
Jadi, kini sudah saatnya Anda semakin bijak mem-posting foto dan informasi pribadi melalui internet, terutama medsos, agar terhindar dari kejahatan siber. (Ipur)