Ari Subagja Husein: 25 Tahun Kita Kehilangan Nilai Kebangsaan!
2 min readPAKUSARAKAN.COM – Bandung – Demikian disampaikan Muhammad Ari Mulya Subagja Husein, Pupuhu Agung Dewan Karatuan Majelis Adat Sunda, saat ditemui jurnalis Pakusarakan News di Sekretariat Jenderal AMS, Jl. Braga, beberapa waktu lalu.
“Pada saat Reformasi 1998, MPR bersidang mencabut TAP MPR No. II/1978 tentang Eka Prasetia Panca Karsa (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, P4.–Red.). Itu produk Reformasi yang pertama,” ujar salah satu anggota Penasehat Pengurus Pusat AMS itu. “Pancasila sebagai dasar negara, way of life bangsa, sumber dari segala sumber hukum, dicabut dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga, bangsa Indonesia sangat jauh meninggalkan amanat-amanat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.”
Menurut pria yang akrab dipanggil Kang Ari ini, amanat-amanat ini tidak sempat dibedah pada periode Orde Lama dan Orde Baru hingga pada saat Reformasi, Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila ditinggalkan. Menurutnya pula, “Generasi yang hilang, lost generation, harus dibangun kembali. Borderless atau sekat teritorial hilang, tidak masalah. Yang penting, ieu bangsa boga jatidiri! Jati diri ini harus diajarkan kepada generasi muda.”
“Dasa Sila Bandung, yang di dalamnya terdapat (nilai-nilai) Pancasila, dapat memerdekakan ratusan negara di Asia dan Afrika dan itu patut dicontoh,” ujar salah satu anggota Dewan Penasehat Pengurus Pusat AMS ini.
“Dengan infrastruktur dan suprastruktur (organisasi) yang ada, AMS sangat bisa dapat mensosialisasikan kembali nilai-nilai (kebangsaan). Misalnya, AMS dapat ikut merancang sistem pendidikan di provinsi atau kabupaten/kota dengan nilai-nilai yang kita (AMS) miliki. AMS sangat memungkinkan, dibandingkan dengan organisasi-organisasi lain, karena AMS lahir dari rahim budaya, bukan dari rahim politik. Aya pesan-pesan karuhun nu dilaksanakeun ku para pendiri harita. Tah eta teh ulah leungit (Ada pesan-pesan leluhur yang dilaksanakan para pendiri. Nah, itu jangan sampai hilang, Red.). Tinggal kita sebagai keluarga besar AMS mau tidak menggali lagi, melaksanakan lagi, itu semua. Ulah kabobodo tenjo, kasamaran tingal (jangan tertipu oleh situasi dan keadaan yang ada di depan mata).”
Terkait dengan peluncuran Pakusarakan News, putera mantan Ketua Umum AMS, almarhum Djadja Subagja Husein, ini menyampaikan selamat dan mengharapkan media daring resmi AMS ini dapat menjembatani informasi-informasi dan aspirasi masyarakat dengan para elit politik dan eksekutif sehingga terjadi keselarasan dan menciptakan suasana dan kondisi yang lebih, khususnya di Jawa Barat dan umumnya di Indonesia. (Ipur)